Miniatur Gereja Katedral Hasil Karya WBP Lapas Narkotika Bangli, Sambut Kunjungan Paus Fransiskus

.

Miniatur Gereja Katedral Hasil Karya WBP Lapas Narkotika Bangli, Sambut Kunjungan Paus Fransiskus

Tatag Gianyar
Selasa, 10 September 2024

  


Jakarta– Dalam rangka menyambut kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Second Chance Foundation bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia serta para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) telah mempersiapkan cinderamata istimewa berupa Stola, lukisan, dan miniatur lintingan koran dari Gereja Katedral  dan Masjid Istiqlal. Selain itu, mereka juga turut serta dalam kegiatan "Hati Polyhedra," sebuah inisiatif dari Scholas Occurrentes.


Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli bersama Second  Chance  Foundation  memberikan Cinderamata miniatur Gereja  Katedral yang  terbuat  dari  lintingan  koran  bekas yang diawali dengan sketsa dan lukisan menjadi refrensi pembuatan miniatur. Karya kreatif ini adalah hasil kerja dari 4 warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli.  


Selain itu ada juga Stola, Stola ini dirancang dengan warna-warna Liturgi sesuai pedoman Gereja Katolik, yaitu ungu, hijau, merah, dan putih. Diharapkan Stola ini dapat menjadi bagian dari liturgi yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus selama kunjungannya. Proses pembuatan Stola melibatkan dua warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang yang membuat bahan dasar dari kain tenun, sementara 12 WBP perempuan dari Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang dan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta memproduksi kain batik tulis. Kain tapis, yang dijahit tangan oleh 8 WBP perempuan dari Lapas Perempuan Kelas IIA Lampung, juga turut melengkapi stola ini. Simbol-simbol tambahan dijahit oleh 8 WBP laki-laki di Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, sehingga menciptakan sebuah karya yang unik   dan   mencerminkan   semboyan   "Bhinneka   Tunggal   Ika"   –   walau berbeda-beda, tetapi tetap satu. 


Second  Chance  Foundation,  bersama  Lapas  Kelas  IIB Singaraja, juga menampilkan miniatur Masjid  Istiqlal  yang juga terbuat  dari lintingan  koran  bekas. Selain  itu,  sketsa  dan  lukisan  Masjid  Istiqlal  dan Gereja Katedral yang dibuat oleh warga binaan dari Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta dan Lapas Kelas I Malang turut menjadi bagian dari persembahan ini, membawa pesan toleransi yang terjaga di Indonesia.


Selain itu, Second Chance Foundation bekerja sama dengan Scholas Occurrentes, sebuah organisasi internasional yang didirikan oleh Paus Fransiskus,  melalui  proyek  "Hati  Polyhedra  Indonesia  -  Unity  in  Diversity." Scholas berkolaborasi dengan Second Chance Foundation dalam mengadakan tiga workshop pada tanggal 27-28 Agustus 2024 yang diadakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang, Lapas Kelas IIA Tangerang, dan Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta. Sebanyak 150 warga binaan dan anak-anak binaan terlibat dalam kegiatan ini, yang melibatkan permainan komunikasi dan kerja tim. Mereka juga diundang untuk mengekspresikan kenangan mereka dalam tulisan dan seni yang kemudian dirangkai menjadi panel-panel segitiga. Panel-panel ini nantinya akan menjadi bagian dari struktur Polyhedra yang ditempatkan di Graha Pemuda, Lantai 4, kompleks Gereja Katedral Jakarta.


Paus  Fransiskus  dijadwalkan  akan  masuk  ke  dalam  Polyhedra tersebut dan mendoakan persatuan Indonesia dalam keberagamannya. 

Dua warga binaan yang aktif mengikuti kegiatan mandiri dan kepribadian pun mendapat  kesempatan  untuk  berjumpa  dengan  Bapa  Suci  mewakili  warga binaan   lainnya   dalam   acara   Pertemuan   dengan   orang   muda   Scholas Occurrentes di Gedung Grha Pemuda pada tanggal 4 September 2024. Mereka datang mewakili warga binaan laki laki dan perempuan.  Keberadaan salah satu wakil ini juga menunjukkan semangat juangnya untuk menjadi lebih baik walau dia juga menyandang disabilitas penglihatan. 


Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan harapan  baru,  tidak  hanya  bagi  umat  Katolik  di  Indonesia,  tetapi  juga  bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk warga binaan yang sedang menjalani pidana di dalam Lapas dan Rutan seluruh Indonesia ***